Asuransi Kesehatan SmartMed Premiere

Allianz meluncurkan program asuransi kesehatan yang menanggung biaya rumah sakit sesuai tagihan

Garuda Indonesia Travel Insurance

Garuda Indonesia Travel Insurance dipersembahkan oleh Allianz untuk Indonesia. TravelPRO memberikan Anda ketenangan saat Anda menikmati perjalanan, kemanapun tujuan Anda.

Asuransi Kesehatan Allianz

Hasil kerja keras Anda, patut diberi perlindungan. Hadiah terbaik dari Anda untuk keluarga dan masa depan. Allianz peduli 1 yang terpenting dalam hidup, Allianz peduli kesehatan Anda dan keluarga.

Allianz Tasbih (Tabungan Asuransi Biaya Haji)

Allianz Tasbih (Tabungan Asuransi Biaya Haji). Kamu mempunyai mimpi Naik Haji ataupun menaikkan Haji orang tuamu? Ayo kita mulai mewujudkan niat dengan ikutan Allianz Tasbih, Tabungan Asuransi Biaya Haji. yg terpenting Mewujudkan Niat.

Solusi Asuransi dari A-Z

Orang membeli asuransi bukan karena seseorang akan meninggal tetapi karena harus ada yang tetap hidup

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

5 Penyakit Kritis Berpotensi Menjadi Beban Finansial


Ada jenis jenis penyakit tertentu yang bisa menjadi beban finansial bagi seseorang atau bahkan bagi keluarganya. Jika tak ada persiapan, pengobatannya membutuhkan biaya ratusan juta hingga miliaran rupiah


Tahukah Anda berapa perkiraan biaya berobat sakit kritis? Kisah keluarga Widyanarto (44) mungkin bisa gambaran. Suatu kali ibu mereka divonis terkena kanker payudara stadium akhir. Untuk mengobatinya, diperlukan operasi pengangkatan payudara hingga perawatan pasca operasi seperti kemoterapi dan pemberian obat tertentu. Untuk semua biaya perawatan dua tahun sejak divonis, keluarga mereka harus menjual properti keluarga. Bukan itu saja, pesangon sang ayah yang harusnya digunakan untuk masa pensiun, juga akhirnya sebagian besar dipakai untuk membayar perawatan sang ibu.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Djuwita Anfasa Moeloek, beban pembiayaan penyakit kritis memang sangat besar. Dari periode Januari hingga Juni 2014 saja, jika dihitung dari klaim program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), jumlahnya mencapai Rp5,27 triliun. Itu pun belum termasuk mereka yang dirawat tanpa menggunakan fasilitas asuransi dari BPJS Kesehatan.[1] Bukan itu saja. Bahkan menurut perkiraan Forum Ekonomi Dunia (WEF), penyakit tidak menular yang berpotensi berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia pada periode 2012 hingga 2030 mencapai US$4,47 triliun atau sekitar Rp58 ribu triliun (kurs 1 dolar = Rp13 ribu).
Lalu jenis jenis penyakit apa saja yang bisa berpotensi menjadi beban keuangan? Berikut data yang disampaikan Menkes RI di sela-sela Sidang Kesehatan Dunia Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)[2]

 :
1. Penyakit jantung
Jantung termasuk penyakit kritis yang menghabiskan triliunan rupiah. Disebutkan pada periode Januari – Juni 2014, terjadi 232.010 kasus yang menghabiskan dana Rp1,82 triliun. Beberapa masalah yang sering terjadi adalah adanya penyumbatan aliran darah ke jantung. Untuk itu ada beberapa jenis perawatan yang biasa dilakukan, baik dengan operasi bypass (memberikan saluran baru ke jantung) atau pemasangan ring (memberikan semacam cincin untuk membuka saluran yang tersumbat).[3]
2. Stroke
Pada peringkat kedua penyakit yang mendatangkan beban finansial tertinggi adalah stroke. Pada periode yang sama, pasien yang ditangani sejumlah 172.303 dengan biaya perawatan mencapai Rp794,08 miliar. Penyakit yang juga sering disebut sebagai penyakit tersumbat atau pecahnya pembuluh darah di otak ini perlu perawatan yang intensif karena berhubungan dengan otak. Tak jarang penderitanya akan mengalami cacat seumur hidup. Karena itulah pengobatannya butuh biaya yang mahal.[4]


3. Ginjal
Penyakit kritis lain yang juga menghabiskan banyak biaya adalah penyakit ginjal. Menurut Menkes, biaya yang dikeluarkan untuk menangani 138.779 pasien ginjal sebesar Rp750 miliar. Pengobatannya bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cuci darah rutin, operasi untuk mengangkat batu ginjal, hingga cangkok ginjal.[5]
4. Diabetes
Penyakit yang dikenal berhubungan dengan gula ini menurut Menkes menghabiskan Rp313,64 miliar untuk menangani 70.584 pasien sepanjang Januari – Juni 2014. Penderita diabetes harus punya disiplin tinggi untuk mengontrol gula darah. Semakin tinggi kadar gula penyandang diabetes, maka akan semakin tinggi sejumlah penyakit komplikasi yang mungkin menyertai, seperti stroke, jantung, dan ginjal.[6]


5. Kanker
Penyakit kanker juga termasuk penyakit yang mendatangkan beban keuangan. Jumlahnya mencapai Rp313,09 miliar untuk merawat 56.033 pasien. Ada beragam jenis kanker yang menyerang. Mulai dari kanker otak, laring, paru-paru, payudara, serviks, dan lainnya. Untuk merawat penderita, biasanya pasien harus menjalani terapi kemo (diberi obat suntik untuk melemahkan kanker) hingga operasi pengangkatan kanker pada bagian tubuh yang terserang.[7]
Agar terhindar dari jenis jenis penyakit tersebut  Anda bisa berkonsultasi dengan dokter dan ahli kesehatan. Salah satu upaya pencegahannya menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany di antaranya adalah dengan tidak merokok. Sebab rokok merupakan faktor risiko yang menyebabkan aneka penyakit kritis seperti jantung, stroke, hingga kanker.[8] Dan agar terhindar dari risiko beban finansial atas jenis penyakit kritis yang mungkin menghampiri keluarga, sebaiknya Anda mempersiapkan proteksi seperti dana darurat untuk kesehatan atau memiliki asuransi sesuai dengan kebutuhan Anda.












Klaim BPJS Kesehatan: Penyakit Kritis Mendominasi



Sebagian besar klaim yang diajukan oleh peserta program jaminan kesehatan BPJS Kesehatan merupakan biaya pengobatan untuk penyakit kritis yakni diabetes, hipertensi, dan jantung.
Phindo Bagus Darmawan, Kepala Departemen Manajemen Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, mengatakan sebagian besar klaim dimanfaatkan ketiga penyakit kritis tersebut dan paling banyak memakan biaya.
Selain jumlah penderita diabetes, hipertensi, dan jantung, cukup banyak, biaya yang dibutuhkan untuk mengobati ketiga penyakit tersebut juga tinggi.
“Ketiga penyakit itu yang paling banyak menghabiskan dana,” ujarnya, Kamis (22/1/2015).
Di luar ketiga penyakit kritis tersebut, penyakit lain yang banyak diderita para peserta adalah infeksi, diare, dan demam berdarah.
Sepanjang 2014, total klaim untuk membayar kapitasi rumah sakit, penyedia layanan kesehatan primer, serta membiayai biaya pengobatan peserta di Divisi Regional XI BPJS Kesehatan mencapai Rp1,20 triliun.
Selain alokasi untuk tindakan kuratif, sekitar 2,5% dana juga dimanfaatkan untuk membiayai upaya preventif.
Sejumlah inisiatif yang telah dilakukan di antaranya adalah program edukasi kesehatan kepada masyarakat umum, program pengelolaan kesehatan bagi penderita penyakit kritis, dan vaksinasi Hepatitis B bagi para tenaga kesehatan.