Asuransi Kesehatan SmartMed Premiere

Allianz meluncurkan program asuransi kesehatan yang menanggung biaya rumah sakit sesuai tagihan

Garuda Indonesia Travel Insurance

Garuda Indonesia Travel Insurance dipersembahkan oleh Allianz untuk Indonesia. TravelPRO memberikan Anda ketenangan saat Anda menikmati perjalanan, kemanapun tujuan Anda.

Asuransi Kesehatan Allianz

Hasil kerja keras Anda, patut diberi perlindungan. Hadiah terbaik dari Anda untuk keluarga dan masa depan. Allianz peduli 1 yang terpenting dalam hidup, Allianz peduli kesehatan Anda dan keluarga.

Allianz Tasbih (Tabungan Asuransi Biaya Haji)

Allianz Tasbih (Tabungan Asuransi Biaya Haji). Kamu mempunyai mimpi Naik Haji ataupun menaikkan Haji orang tuamu? Ayo kita mulai mewujudkan niat dengan ikutan Allianz Tasbih, Tabungan Asuransi Biaya Haji. yg terpenting Mewujudkan Niat.

Solusi Asuransi dari A-Z

Orang membeli asuransi bukan karena seseorang akan meninggal tetapi karena harus ada yang tetap hidup

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Perbedaan asuransi ALLIANZ dengan PRUDENTIAL dan AXA BAG 2




Total Biaya Akuisisi(Dari premi Asuransi) Prudential 205% ,Allianz 145%
 Total Biaya Akuisisi= Berarti jumlah uang yang Anda keluarkan untuk 1 Buah polis
Fee Prudential 205% dari (750.000x12Bln) = 18.450.000 sedangkan Allianz 145%dari (750.000x12Bln)=13.050.000
Bedanya kalau di urutin dari 2 Produk ini satu persatu tentunya banyak ya? up. Rider.dst.... 
 BERIKUT INI SAYA JUGA MEMBERIKAN CONTOH SLIDE ILUSTRASI DARI BAPAK AHOK BAIK YANG DARI PRUDENTIAL MAU PUN ALLIANZ

HO
n
Kompare allianz bapak ahok from proteksi-asset

jika mau melihat ilustrasi tekan Next panah ->> dan kursor turun kebawah


Kompare prudential bapak ahok 2 from proteksi-asset

SARAN n TIPS dari saya
Sebenarnya asuransi kesehatan itu hanya untuk melengkapi. saya sendiri mengambil asuransi yang tertuju pada Uang Pertanggunan yang besar dan Cover Penyakit Kritis yang besar
  1. Sebelum Meninggal biasa orang mengalami Sakit Kritis, Kecelakaan, Cacat, jadi untuk klaim biasa 2 yang keluar. Kalau misalkan tertanggung mengalami sakit kritis dan meninggal dunia, maka UP yang keluar Rp.1 Milyard dari ilustrasi yang di buat
  2. Kita ga akan pernah tau kapan itu terjadi, Tapi yang jelas kita harus punya minimal 1 Milyard proteksi penyakit kritis. alasannya ada di bawah coba baca ya !
  3. Kalau misalkan anda harus berobat dan di wajibkan rawat inap atau menjalankan operasi, saya percaya  masih bisa membayarnya dengan cara apapun. agan bisa pinjam temen kalau butuh 10-50jt. atau agan bisa menjual barang2x agan. Dan saya percaya itu ga akan membuat agan bangkrut/jatuh miskin hanya karena penyakit kecil
  4. Lain halnya kalau terkena sakit kritis, saya percaya bahwa agan tidak punya uang sebanyak itu untuk berobat. Saya kasih satu hal info: Untuk sakit kritis, Kita harus punya minimal 1 Milyard untuk awal berobat. itu hanya awalnya aja, kl agan tidak percaya agan bisa tanya kepada orang yang terkena sakit kritis dan kita harus punya uang cash untuk itu.
  5. Pertanyaan : boleh tanya ke orang tua , temen2x, atau diri sendiri. Kalau boleh tau ni selama hidup dari agan pertama kali lahir udah berapa kali agan rawat inap di rumah sakit ?? pernah ? kalau boleh saya jawab kemunggkinan tidak pernah. Saya punya orang tua yang berumur 60 tahun aja ga pernah masuk rumah sakit untuk di rawat inap, Tapi kalau penyakit kritis kemungkinan hanya sekali dalam hidup kita.

Asuransi Perjalanan Juga Mencakup "Delay" Pesawat dan Perlindungan Rumah

Pernakah Anda ditawarkan untuk memesan tiket berikut dengan asuransi perjalanan? Apakah sebaiknya Anda mengambil fasilitas tersebut?
Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI (Asosiasi Asuransi Umum Indonesia) mengatakan, asuransi perjalanan memang hanya diminati sedikit orang Indonesia. Padahal, asuransi perjalanan adalah komponen penting dalam perjalanan terutama ke luar negeri.
Julian menuturkan, ada dua penyebab orang Indonesia tidak aware dengan asuransi perjalanan. Pertama, masyarakat Indonesia tidak insurance minded. Kedua adalah persepsi masyakarat yang salah soal traveling.

"Orang memang suka menganggap kalau traveling, biro perjalanannya sudah memilihkan yang terbaik.
Padahal, perjalanan Anda tidak sepenuhnya terjamin. Meski Anda sudah mendapat fasilitas terbaik dari biro perjalanan, masih ada beberapa risiko yang mungkin saja terjadi saat berwisata. Misalnya masalah dengan pesawat, kecelakaan saat tur, atau bahkan terorisme.
Bukanlah hal yang mudah bagi Anda apabila mengalami sakit atau kecelakaan di luar negeri. Selain kesulitan mencari rumah sakit, biaya yang harus Anda keluarkan juga semakin mahal. Inilah pentingnya asuransi perjalanan.

"Buat mereka yang traveling itu preminya hanya sepersekian persen, tidak sampai 1persen dari biaya perjalanan mereka," jelas Julian.
Julian menjelaskan, seringkali orang mengacuhkan asuransi perjalanan karena menganggap preminya mahal. Harga asuransi perjalanan sebenarnya cenderung murah dibanding coverage yang pihak asuransi tawarkan. Harga asuransi travel sebenarnya hanya sekian persen dari total biaya perjalanan Anda.
"Sebetulnya tidak hanya itu yang di-cover oleh travel insurance. Kehilangan bagasi dan delay atau keterlambatan penerbangan juga ditanggung," ujar Julian.
Banyak penumpang pesawat yang mengeluh karena kehilangan bagasi. Namun, banyak penerbangan yang tidak bertanggung jawab atau mungkin hanya mengganti sebagian kecil dari apa yang hilang. Dengan adanya travel insurance, keberadaan bagasi Anda dilindungi. Akan ada penggantian apabila bagasi hilang di tengah perjalanan.
Julian menambahkan, adanya asuransi perjalanan akan melindungi Anda dari delay peaswat. Akan ada kompensasi yang diberikan oleh travel insurance dalam jangka waktu penundaan yang ditentukan.
"Ada juga perlindungan terhadap rumah. Itu untuk yang traveling cukup lama dan meninggalkan rumahnya, misalnya rumahnya kosong dalam waktu lama," tambahnya.
Apabila ada kejadian yang menimpa rumah Anda, kebakaran misalnya, pihak asuransi perjalanan Anda akan mengganti sesuai dengan premi yang Anda bayarkan.

kutipan:|Kompas.com travel:

5 Penyakit Kritis Berpotensi Menjadi Beban Finansial


Ada jenis jenis penyakit tertentu yang bisa menjadi beban finansial bagi seseorang atau bahkan bagi keluarganya. Jika tak ada persiapan, pengobatannya membutuhkan biaya ratusan juta hingga miliaran rupiah


Tahukah Anda berapa perkiraan biaya berobat sakit kritis? Kisah keluarga Widyanarto (44) mungkin bisa gambaran. Suatu kali ibu mereka divonis terkena kanker payudara stadium akhir. Untuk mengobatinya, diperlukan operasi pengangkatan payudara hingga perawatan pasca operasi seperti kemoterapi dan pemberian obat tertentu. Untuk semua biaya perawatan dua tahun sejak divonis, keluarga mereka harus menjual properti keluarga. Bukan itu saja, pesangon sang ayah yang harusnya digunakan untuk masa pensiun, juga akhirnya sebagian besar dipakai untuk membayar perawatan sang ibu.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Djuwita Anfasa Moeloek, beban pembiayaan penyakit kritis memang sangat besar. Dari periode Januari hingga Juni 2014 saja, jika dihitung dari klaim program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), jumlahnya mencapai Rp5,27 triliun. Itu pun belum termasuk mereka yang dirawat tanpa menggunakan fasilitas asuransi dari BPJS Kesehatan.[1] Bukan itu saja. Bahkan menurut perkiraan Forum Ekonomi Dunia (WEF), penyakit tidak menular yang berpotensi berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia pada periode 2012 hingga 2030 mencapai US$4,47 triliun atau sekitar Rp58 ribu triliun (kurs 1 dolar = Rp13 ribu).
Lalu jenis jenis penyakit apa saja yang bisa berpotensi menjadi beban keuangan? Berikut data yang disampaikan Menkes RI di sela-sela Sidang Kesehatan Dunia Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)[2]

 :
1. Penyakit jantung
Jantung termasuk penyakit kritis yang menghabiskan triliunan rupiah. Disebutkan pada periode Januari – Juni 2014, terjadi 232.010 kasus yang menghabiskan dana Rp1,82 triliun. Beberapa masalah yang sering terjadi adalah adanya penyumbatan aliran darah ke jantung. Untuk itu ada beberapa jenis perawatan yang biasa dilakukan, baik dengan operasi bypass (memberikan saluran baru ke jantung) atau pemasangan ring (memberikan semacam cincin untuk membuka saluran yang tersumbat).[3]
2. Stroke
Pada peringkat kedua penyakit yang mendatangkan beban finansial tertinggi adalah stroke. Pada periode yang sama, pasien yang ditangani sejumlah 172.303 dengan biaya perawatan mencapai Rp794,08 miliar. Penyakit yang juga sering disebut sebagai penyakit tersumbat atau pecahnya pembuluh darah di otak ini perlu perawatan yang intensif karena berhubungan dengan otak. Tak jarang penderitanya akan mengalami cacat seumur hidup. Karena itulah pengobatannya butuh biaya yang mahal.[4]


3. Ginjal
Penyakit kritis lain yang juga menghabiskan banyak biaya adalah penyakit ginjal. Menurut Menkes, biaya yang dikeluarkan untuk menangani 138.779 pasien ginjal sebesar Rp750 miliar. Pengobatannya bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cuci darah rutin, operasi untuk mengangkat batu ginjal, hingga cangkok ginjal.[5]
4. Diabetes
Penyakit yang dikenal berhubungan dengan gula ini menurut Menkes menghabiskan Rp313,64 miliar untuk menangani 70.584 pasien sepanjang Januari – Juni 2014. Penderita diabetes harus punya disiplin tinggi untuk mengontrol gula darah. Semakin tinggi kadar gula penyandang diabetes, maka akan semakin tinggi sejumlah penyakit komplikasi yang mungkin menyertai, seperti stroke, jantung, dan ginjal.[6]


5. Kanker
Penyakit kanker juga termasuk penyakit yang mendatangkan beban keuangan. Jumlahnya mencapai Rp313,09 miliar untuk merawat 56.033 pasien. Ada beragam jenis kanker yang menyerang. Mulai dari kanker otak, laring, paru-paru, payudara, serviks, dan lainnya. Untuk merawat penderita, biasanya pasien harus menjalani terapi kemo (diberi obat suntik untuk melemahkan kanker) hingga operasi pengangkatan kanker pada bagian tubuh yang terserang.[7]
Agar terhindar dari jenis jenis penyakit tersebut  Anda bisa berkonsultasi dengan dokter dan ahli kesehatan. Salah satu upaya pencegahannya menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany di antaranya adalah dengan tidak merokok. Sebab rokok merupakan faktor risiko yang menyebabkan aneka penyakit kritis seperti jantung, stroke, hingga kanker.[8] Dan agar terhindar dari risiko beban finansial atas jenis penyakit kritis yang mungkin menghampiri keluarga, sebaiknya Anda mempersiapkan proteksi seperti dana darurat untuk kesehatan atau memiliki asuransi sesuai dengan kebutuhan Anda.












Klaim BPJS Kesehatan: Penyakit Kritis Mendominasi



Sebagian besar klaim yang diajukan oleh peserta program jaminan kesehatan BPJS Kesehatan merupakan biaya pengobatan untuk penyakit kritis yakni diabetes, hipertensi, dan jantung.
Phindo Bagus Darmawan, Kepala Departemen Manajemen Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, mengatakan sebagian besar klaim dimanfaatkan ketiga penyakit kritis tersebut dan paling banyak memakan biaya.
Selain jumlah penderita diabetes, hipertensi, dan jantung, cukup banyak, biaya yang dibutuhkan untuk mengobati ketiga penyakit tersebut juga tinggi.
“Ketiga penyakit itu yang paling banyak menghabiskan dana,” ujarnya, Kamis (22/1/2015).
Di luar ketiga penyakit kritis tersebut, penyakit lain yang banyak diderita para peserta adalah infeksi, diare, dan demam berdarah.
Sepanjang 2014, total klaim untuk membayar kapitasi rumah sakit, penyedia layanan kesehatan primer, serta membiayai biaya pengobatan peserta di Divisi Regional XI BPJS Kesehatan mencapai Rp1,20 triliun.
Selain alokasi untuk tindakan kuratif, sekitar 2,5% dana juga dimanfaatkan untuk membiayai upaya preventif.
Sejumlah inisiatif yang telah dilakukan di antaranya adalah program edukasi kesehatan kepada masyarakat umum, program pengelolaan kesehatan bagi penderita penyakit kritis, dan vaksinasi Hepatitis B bagi para tenaga kesehatan.

Perbedaan dan Persamaan antara CI+ dan CI 100

Produk Tapro Allianz memiliki tiga rider penyakit kritis, yaitu CI, CI+, dan CI100. Yang terakhir diluncurkan pada bulan Juli 2013 (Tapro konvensional) dan April 2014 (Tapro syariah).

Perbedaan CI+ dan CI100
  1. CI+ menanggung 49 kondisi penyakit kritis,  list 49 kondisi yang ditanggung tersebut dapat di klik di sini . CI100 menanggung 100 kondisi penyakit kritis. list 100 kondisi/penyakit kritis dapat di lihat di sini
  2. CI+ masa perlindungannya sampai usia 70 tahun, CI100 sampai usia 100 tahun.
  3. CI+ menanggung penyakit kritis tahap lanjut (advanced), CI100 menanggung penyakit kritis mulai tahap awal (early stage).
  4. CI+ tidak ada syarat survival period (masa bertahan hidup sejak terdiagnosa penyakit kritis), CI100 ada survival period selama 7 hari.
  5. CI+ usia masuknya mulai usia 1 sd 64 tahun, CI100 mulai usia 5 sd 70 tahun.
  6. CI+ biaya asuransi atau iuran tabarru-nya lebih murah daripada biaya asuransi CI100.
Persamaan CI+ dan CI100
  1. Masa tunggu 90 hari dari tanggal polis disetujui, atau dari tanggal pemulihan polis (jika sempat lapse).
  2. Maksimum UP 2 miliar, kecuali disetujui lebih oleh Allianz.
  3. Klaim CI+ maupun CI100 tidak mengurangi UP jiwa dasar.
  4. UP CI+ dan CI100 tidak dapat melebihi UP jiwa dasar.
  5. Dalam satu polis Tapro, hanya dapat ditambahkan satu rider penyakit kritis.
  6. 49 penyakit kritis yang ada di CI+, seluruhnya ada di CI100. Jadi, CI100 sudah mencakup CI+.
Rincian Manfaat CI100
CI100 menanggung 100 kondisi penyakit kritis yang dibagi menjadi beberapa tahap:
  1. Tahap awal (early stage), 32 kondisi. Klaim dibayar 50% UP, maksimum 500 juta.
  2. Tahap menengah (intermediate stage), 13 kondisi. Klaim dibayar 100% UP, maksimum 1 miliar.
  3. Tahap lanjut (advanced stage), 48 kondisi. Klaim dibayar 100% UP, maksimum 2 miliar.
  4. Tahap katastropik (catasthropic), 5 kondisi. Klaim dibayar 120% (ada tambahan 20% UP).
  5. Manfaat tambahan: Angioplasti, klaim sebesar 10% UP, maksimum 75 juta (tidak mengurangi UP).
  6. Manfaat tambahan: Komplikasi diabetes, klaim sebesar 20% UP, maksimum 200 juta (tidak mengurangi UP).
Keunggulan CI100 Dibanding Kompetitor
CI100 tergolong produk penyakit kritis jenis early stage (bisa klaim sejak tahap awal penyakit kritis). Inilah beberapa keunggulan produk ini dibanding produk sejenis di perusahaan lain.
  1. Jumlah cakupan kondisi penyakit yang lebih banyak (100 kondisi penyakit).
  2. Masa perlindungan yang lebih lama (hingga usia 100 tahun atau seumur hidup, sama dengan asuransi dasar).
  3. Usia masuk yang lebih tua (usia 70 tahun masih bisa ambil).
  4. Syarat survival period yang paling singkat (7 hari).
  5. Biaya asuransi yang relatif lebih murah. Silakan dicek sendiri.

Manfaat Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa

Hingga kini masih banyak orang yang kurang memahami apa fungsi uang pertanggungan asuransi jiwa sehingga banyak orang yang enggan membeli produk keuangan tersebut.
 Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, pendapatan total industri asuransi jiwa nasional pada 2011 tumbuh 7,99 persen menjadi Rp 110,61 triliun dari tahun sebelumnya Rp 102,43 triliun. Foto diambil di Allianz Life Indonesia, Jakarta, Rabu (14/3/2015)

Selain kurang memahami, banyak orang juga tidak mau belajar mengenai produk keuangan yang memang rumit itu. Di sisi lain, penjual asuransi tidak menjelaskan berdasarkan kebutuhan calon kliennya, hanya menjelaskan berdasarkan kacamata dan kepentingan si penjual sehingga klien merasa tidak memerlukan produk tersebut.
Padahal, jika dijelaskan sesuai kebutuhan si calon klien, tentunya klien akan memahami manfaat uang pertanggungan asuransi jiwa tersebut. Ketika kepala keluarga, sebagai pencari nafkah utama apalagi sebagai pencari nafkah tunggal, meninggal, tentu beban keluarga menjadi sangat berat.
Tidak ada lagi pencari nafkah yang menyediakan pemasukan setiap bulan untuk keluarga. Uang pertanggungan asuransi dapat mengatasi kendala ini.
Ada beberapa manfaat yang didapatkan dari uang pertanggungan asuransi, di antaranya adalah sebagai uang untuk membayar biaya duka. Ketika seseorang meninggal, diperlukan biaya penguburan, seperti biaya sewa rumah duka, biaya sewa ambulans, biaya mengurus surat kematian, membeli sebidang tanah untuk makam atau kremasi. Biaya itu dapat diambil dari uang pertanggungan asuransi.
Beberapa orang mengalami sakit panjang sebelum meninggal. Biaya rumah sakit tentu tidak sedikit. Uang pertanggungan dari klaim asuransi yang dicairkan pun dapat dimanfaatkan untuk membayar biaya-biaya rumah sakit. Tidak hanya itu, dana dari klaim asuransi jiwa ini juga dapat dimanfaatkan untuk membayar biaya pendidikan anak-anak


Bahkan, bagi orang yang sudah memiliki banyak aset, uang pertanggungan asuransi juga masih bermanfaat. Ketika orang sudah memiliki banyak aset, seperti beberapa rumah, apartemen, saham, dan logam mulia, kadang merasa tidak memerlukan asuransi jiwa.
Padahal, uang pertanggungan asuransi dapat dimanfaatkan untuk membiayai pembagian harta tersebut. Peralihan kepemilikan atau balik nama sebuah aset properti, misalnya dari orangtua kepada anaknya, ada biaya-biaya, seperti biaya notaris dan biaya pajak dan bea, semisal bea perolehan atas hak tanah dan bangunan (BPHTB).
Belum lagi jika ternyata pembagian harga waris tidak mulus dan terjadi perselisihan di antara para ahli warisnya, uang pertanggungan asuransi dapat digunakan untuk membayar biaya pengacara dan pengadilan.
Jadi, uang pertanggungan asuransi jiwa dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan.


sumber:kompas.com